Rumah yang Rindang

Penulis: Muhammad Fahmi Hafidzullah

Dalam senyap senja, aku menyelusuri jalan setapak yang membawaku pada sebuah keindahan yang tak terlukiskan. Rumah itu, berdiri megah di antara pepohonan yang rindang, menyambutku dengan hangat dan damai. Pintu kayu yang anggun terbuka lebar, mengundangku untuk memasuki dunianya yang penuh keajaiban.

Rumah ini, bukan sekadar bata dan semen yang disusun rapi. Ini adalah tempat di mana sinar matahari menyusup lembut melalui jendela-jendela kaca bersih, menciptakan riak-riak cahaya yang mengelilingi ruangan dengan kehangatan. Setiap sudutnya dirancang dengan teliti, seperti seni yang hidup dan bernapas di setiap dindingnya.

Aroma harum bunga-bunga melati yang mekar di taman depan memenuhi udara, memberikan nuansa sejuk dan menyegarkan. Halaman rumah itu bukan hanya lahan kosong, melainkan kebun mawar yang dipenuhi warna-warni indah, menari dengan irama angin yang lembut.

Di dalam rumah, terdapat sentuhan kelembutan dalam setiap furnitur yang dipilih dengan penuh kasih. Kursi empuk di sudut ruang tamu memanggil untuk duduk, sementara perabot kayu yang berkilauan menampilkan ketenangan dalam kemewahan yang sederhana. Setiap benda di sana memiliki cerita sendiri, cerita yang ditorehkan dengan tangan penuh cinta.

Rumah ini adalah lukisan hidup yang menjelma dari impian. Di sini, waktu berjalan perlahan dan hari-hari menjadi alur indah yang terpahat dalam kenangan. Ruang keramik yang bersih mengajak langkahku menyusuri lorong-lorong yang menyambut dengan keanggunan.

Namun, yang membuat rumah ini benar-benar indah adalah kehadiran keluarga. Suara tawa anak-anak yang riang, canda tawa dari ruang keluarga, dan bau masakan yang menggoda di dapur—semuanya menyatu dalam harmoni kebahagiaan yang mengisi setiap sudut rumah ini.

Rumah ini bukan hanya tempat berlindung, melainkan pangkalan kasih sayang dan tempat pulang. Ini adalah titik temu setelah seharian berlalu, tempat di mana pelukan hangat dan senyuman keluarga menjadi obat penyejuk bagi hati yang lelah.

Rumah ini adalah kisah keindahan yang tak pernah habis diucapkan, cerita yang terus berkembang seiring waktu. Dan saat aku menatapnya dengan mata penuh kagum, aku menyadari bahwa rumah ini adalah lebih dari sekadar tempat tinggal. Ini adalah surga kecil yang mewujud di tengah hiruk-pikuk dunia, memberikan ketenangan dan kebahagiaan sejati. ***

0 Komentar

Rumah Bagi Perantau

Rumah Bagi Perantau Penulis: Hamas Pahlawan Nur Adha Rumah adalah sebuah objek yang ditunggu tunggu dan dirindukan oleh para perantau, yang bekerja atau mencari ilmu di tanah yang jauh. Banyak yang...

Rumah, Serigala dan Kucing

Penulis: Aghniya Hauna Kurniawan Di rumah ini ada dua hewan yang saling bertolak belakang yang pertama ada serigala jika marah dia akan seperti psikopat kejam. Dia akan membawa pedang lancip dan...

Rumah Adalah Saksi Bisu

Penulis: Chika Juliar A Aku tidak mengerti dengan dunia ini. Semuanya terasa berantakan dan kacau. Setiap sudut kehidupan penuh dengan kebingungan dan kekacauan. Aku merasa sangat lelah, letih...

Rumah Adalah Ember-Ember Kesedihan

Penulis: Alfaiq Ihsandhiya Dhafy Rumah pada mata diriku adalah ember-ember kesedihan yang disiram oleh iblis. Ia terkutuk, oleh tumpah-tumpah bapakku. Jangankan matahari terbit dari timur, ia...

Kosong

Penulis: Firman Jaya Rumah bagikuSelalu diisi oleh keheningan….Aw aw aw…seperti suara srigala yang tidak memiliki suara Rumah bagiku selalu menyelimutiku dengan dingin seperti taring drakula tampak...

Rumah yang Hilang

Rumah yang HilangPenulis: Atha Galih Sugara Aku yang sudah hidup kurang dari satu abad masih bingung dengan apa itu rumah? Karena rumah adalah suatu kata kerja tapi mungkin juga merupakan kata benda...

Rumah Bagaikan Kuburan

Rumah Bagaikan KuburanPenulis: Balqis Alexa S.P Dentingan suara jam menggema di setiap sudut kamar. Matahari telah terbenam, langit begitu gelap, perlahan diriku turun dari atas kasur. Tak pernah...

Rumah Pintu Biru Elang

Rumah Pintu Biru Elang Oleh: Najwa Afifah Khoerunnisa Kamar itu menatapku dengan tajam. Sesaat, pintu putih tersenyum miring padaku. Aku bertanya-tanya dalam hati, "Mengapa pintu itu seolah-olah...